Professor Anang Zaini Gani
  • Home
  • Karya, Publikasi & Penghargaan
  • Seminar & Pelatihan
  • Galeri Foto & Video
  • Tulisan
  • English Version

Bab IV - Terbentuknya Teknik Industri ITB

24/5/2015

2 Comments

 
Isi dari matakuliah kurikulum 1967 ini merupakan suatu "revolusi” dan merupakan tonggak baru bagi sejarah Jurusan Teknik Industri. Perubahan ini sungguh drastis dan berkali-kali saya menyakinkan mahasiswa bahwa kurikulum baru ini akan memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi lulusan yang baru. Mahasiswa yang terkena kurikulum baru ini adalah mahasiswa yang diterima sebagai mahasiswa Teknik Industri mulai dan angkatan 1953. Kurikulum 1967 ini baru menghasilkan lulusan sarjana tahun 1969. Kelompok mahasiswa ini diantaranya adalah M. Faisal. Muhammad Halim, Darwis Purba, Nugroho, Ibnu, dan lainnya.

Isi kurikulum yang baru ini memberikan wawasan luas dan baru bag mahasiswa, baik dalam arti isi kuliah maupun tambahan mata kuliah mata kuliah baru. Pengalaman saya sewaktu saya mengambil kuliah Teknik Industri di under graduate di Georgia Institute Technology sangat menolong untuk mengisi kurikulum 1967. Memang mutu lulusan yang dihasilkan dari kurikulum 1967 ini dapat dikatakan sangat bagus dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Tetapi pengorbanan mahasiswa sangat besar yaitu waktu penyelesaian studi hampir dapat dikatakan dengan tahun 2 digit (10 tahun keatas). selain itu pada awal-awal memberikan dampak DO pada mahasiswa yang tak mampu.

Dari angkatan 1953 sampai angkatan 1965 kebanyakan mereka mendekam di ITB dengan waktu lebih dari 10 tahun malah ada yang 23 tahun dan 22 tahun. Halim dan Faisal (angkatan 1961 dan lulus tahun 1969) membutuhkan waktu lulus untuk 8 tahun merupakan lulusan pertama dari kurikulum 1987, sedangkan Surna Tahja dan Gede Rake (1962 s/d 1972) membutuhkan waktu 10 tahun. Untuk lebih jelasnya lihat tabel statistik “Korban Kurikulum 1967”.


Read More
2 Comments

Bab IV - Terbentuknya Teknik Industri ITB (1)

24/5/2015

3 Comments

 
Seperti telah diuraikan, bahwa teknik produksi sebagai Jurusan yang dibawah Bagian Mesin terbentuk pada tahun 1960. Tetapi bagian mesin hanya memiliki satu sekretaris jurusan yang identik dengan Jurusan Konstruksi. Suatu pengakuan resmi dan yang jelas terhadap Teknik Produksi yaitu, ditetapkannya dalam bentuk program yang disebut jurusan Teknik Produksi pada Bagian Mesin. ITB telah menetapkan saya pada 1 Agustus 1966 sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Produksi pada Bagian Mesin Keputusan Nomer 77/UP/DME/67.

Maka susunan pimpinan Bagian Mesin Periode 1966 sampai 1968 adalah sebagai berikut : 
- Ketua : Wiranto Arismunandar
- Sekretaris Jurusan Kontruksi : Harsono Wiryosumarto 
- Sekretaris Jurusan Teknik Produksi : Anang Z Gani

Pada tahun 1967 terjadi perubahan kurikulum dari program sarjana untuk 4,5 tahun menjadi 5,5 tahun, yang terdiri dari lulusan dengan ijazah sarjana muda (2 tahun), yang diteruskan kuliah dengan lulusan ijazah sarjana satu (2 tahun) dan terakhir menyelesaikan ijazah sarjana (1,5 tahun). Ini adalah kesempatan yang baik untuk memasukan kuliah-kuliah baru yang saya ambil sewaktu di Georgia Institute of Technology USA kedalam kurikulum 1967 ini. Kurikulum ini memberikan warna Teknik Industri yang kental. Maka saya memperbaiki dan memasukan kuliah-kuliah dalam kurikulum baru dan sebagai suatu kesempatan pula mengubah jurusan Teknik Produksi menjadi jurusan Teknik Industri. Kurikulum Jurusan Teknik Industri tahun 1967 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
                                  MATAKULIAH JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-BAGIAN MESIN-ITB
                                                                    (KURIKULUM 1967)

SEMESTER l/1

SEMESTER l/2

Kalkulus l

Fisika Dasar A l

Prakt. Fis Dasar A l

Kimia Dasar

Menggambar Mesin

Teknologi Mekanik l

Ilmu Logam l

Bahasa Inggris

 

Kalkulus ll

Aljabar Linier l

Fisika Dasar A ll

Prakt. Fis Dasar A ll

Alat-alat Mesin l

Mekanika Teknik l

Bahasa Inggris ll

Kewiraan

 

SEMESTER ll/3

SEMESTER ll/4

Kalkulus lll

Aljabar Linier ll

Alat-alat Mesin ll

Mekanika Teknik ll

Ilmu Logam l

Pengantar Ekonomi

Pengukuran Dimensional

 

 

Kalkulus lV

Alat-alat Mesin lll

Teknologi Mekanik ll

Kinematika

Progfessi Teknik

Penggerak Mula

Pengantar Tekn. Industri

Sosiologi

 

SEMESTER lll/5

SEMESTER lll/6

Teknik Tenaga Listrik

Pengelasan

Dinamika Teknik

Statistik Industri l

Tatatulis Laporan

Teknik Tatacara l

Ekonomi Teknik

Pancasila

 

Pengecoran

Lab. Mesin l

Statistik Industri ll

Tatahitung Ongkos

Teknik Tatacara ll

Perkakas Pembantu

Tekn. Keselamatan Kerja

 

SEMESTER lV/7

SEMESTER lV/8

P. Pabrik & Pem. Bahan

Perenc. & Peng. Produksi

Konstruksi Mesin Perkakas

Program Linier

Ilmu Perusahaan l

Proses Pemotongan Logam

Pengurusan Personil

Agama

 

Mesin-mesin Fluida

Organisasi Industri Modern

Perencanaan Proses & Pabrik

Ekonomi Teknik Lanjutan

Pengolahan Bentuk

Ilmu Perusahaan ll

Penyelidikan

Operasional

Etika

 

SEMESTER V/9

SEMESTER V/10

Metode Penelitian Teknik Industri

Pengendalian Kwalitas Statis

Hukum Tata Negara

Hukum Perburuhan

Studium Generale l

Mata Kuliah Pilihan

Psychologi

Tugas Sarjana

Pengantar Ilmu Hukum

Hukum Milik Perindustrian

Mata Kuliah Pilihan

 

MATA KULIAH PILIHAN 
1. Penyelidikan operasional Lanjut
2. Statistik Industri Lanjut
3. Perencanaan Eksperimen Industri
4. Teori Keputusan
5. Pengendalian Persediaan
6. Tata Hitung Ongkos Lanjut
7. Perencanaan Kerja
8. Pasaran Industri
9. Tatalaksana Proyek
10. Administrasi Perupahan
11. Teori Pengerjaan Pahat
12. Sintesa Mekanisme
13. Pengolahan Bentuk Lanjutan
14. Analisa Tegangan Eksperimental
15. Pengujian Tak Merusak
16. Soal-soal Khusus dalam Teknik Industri (Proyek Minor)

3 Comments

Bab III - Sebagai Dosen ITB (1)

24/5/2015

1 Comment

 
Secara tidak sengaja pada waktu membersihkan dokumen-dokumen. saya menemukan nota (tertanggal 7-3-1963). Saya kaget, karena inilah nota yang mempengaruh jalan hidup saya. Saya yakin semua kenal siapa yang menanda tangani nota ini adalah Pak Matthias Aroef (pendiri Teknik Industr dan Guru saya) Nota ini ditujukan kepada Ketua Lab. Mesin yang mengatakan bahwa say telah lulus ujian sajananya, dan segera mulai aktif bekeria sebagai asisten ahli. Keluarnya nota tersebut hasil suatu merupakan dialog yang penting, karena menyangkut masa depan saya. 

Surat nota ini telah mengubah arah hidup saya dan mengingatkan saya akan dialog dengan Prof. Matthias yang menginginkan saya untuk menjadi staf dosen di Bagian Mesin. Saya katakan bahwa saya sudah akan kena di Caltex dengan gaji lumayan (sekitar Rp.60 ribu). "Maaf pak, kalau gaji dosen berapa sih kuberanikan bertanya. "Gaji staf asisten ahli sekitar Rp 5 ribu' Jawab pak matthias meyakinkan. Dengan setengah kaget, saya bereaksi: "Pak. untuk indekost, saya bayar Rp 8 ribu (dalam hati saya secara matematis saja, apalagi pak teori OR, susah didiskusikan). Tapi kelihatan beliau meyakinkan dan menggugah hati "Nang, siapa lagi yang bisa diajak mengembangkan Teknik Industri di Indonesia, kan Anang orang pertama yang lulus. Saya perhitungkan setahun lagi baru ada lulusan yang lain”.

Keputusan untuk menerima menjadi pegawai negeri sebagai dosen dengan gaji yang minimum bukanlah suatu keputusan yang tidak logis. Kita tidak bisa mendasarkan suatu keputusan hanya satu kriteria yang sempit. yang mana bisa menyesatkan. Kehidupan sebagai suatu sistem telah digambarkan bahwa pandangan ruang lingkup yang luas dan jauh memberikan suatu skenario yang lebih indah. Pandangan ini melandasi pembuatan keputusan untuk menjadi dosen didasarkan pada rasa cinta dan kasih sayang (rahmah) untuk menyongsong masa depan Tenik Industri yang cerah.

1 Comment

Bab II - Sebagai Mahasiswa Langka (2)

8/11/2014

0 Comments

 
Setelah satu semester (semester ke-II 1960-1981) mahasiswa Teknik Produksi bertambah dari angkatan 1957 yaitu antara lain D. F. Tatuhey dan Soekanto, yang kemudian d ikut oleh A. Kosasih Sukma, Satria Darsa, Atot Perwata, Yuyun Maryun, dan Muharram. Sedangkan satu tahun kemudian Mardi Hartanto (angkatan 1958) baru masuk Teknik Produksi dengan dikuti olen R. Arief (1953), Y. Pudi Yadi dan Lukman Sarojo (1955), Haidir Malik (1956). Beberapa mahasiswa dan angkatan 1958 lainnya dapat diterima di jurusan Teknik Industri bilamana sarjana mudanya telah lulus.

Guru guru saya untuk kuliah kuliah Jurusan Teknk Produsi adalah antara lain Prof. Matthias Aroef, Prof. R. L. Dunckel dan Prof. Duncan dari Amerika, Ir. Purwo H. Susatio M.Sc., Ir. Handojo, Ir. Danang D. Judonagoro dan Ir. Benito Kodiat. Sedangkan kuliah-kuliah yang harus diambil dari Jurusan Konstruksi antara lain mesin adalah dari Prof. Fiffe, Ir. Wiranto, dan Ir. Liem Bian Tin. 

Kenangan yang paling manis kata orang, adalah jaman mahasiswa. Tetapi kenyataannya mahasiswa yang saya alami penuh dengan kekerasan dan pertarungan untuk bisa mencapai sukses. Untuk lulus tidaklah gampang sehingga ada istilah jaman jahiliah. Persentase kelulusan matakuliah adalah sekitar 10 %. Tapi jangan kaget dari 200 mahaslswa yang ikut ujian dari Ir. Liem Bian Tin (si pembunuh berdarah dingin) sering tejadi tidak ada yang lulus atau hanya satu sampai tiga orang saja yang lulus. Sewaktu saya sebagai pengurus HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), saya harus mengurusi banyak mahasiswa yang akan di Dropout gara-gara tidak lulus kuliah mekanika teknik dari Ir. Liem Bian Tin. 

Tidak adanya mahasiswi-mahasiswi yang mau masuk di Bagian Mesin menjadikan suasana yang kering dan mahasiswanya bringas, waktu itu kehadiran kuliah bukan merupakan suatu kewajiban.

Saya di tugaskan sebagai asisten Prof. Dunckel dalam matakuliah Teknik Produksi sejak 1 september 1961. Yang menarik cara Prof. Dunckel mengadakan ujian Tugas Akhir. Dia membuat tradisi baru dimana ujian tugas akhir ini dilakukan di Pabrik sehingga pihak pabrik merasa terlibat dan merasa diuntungkan dengan adanya tugas akhir mahasiswa. Sebelumnya mahasiswa-mahasiswa bagian Mesin selalu diuji di kamar Pembimbing. Nampaknya Ir. Diran tidak happy meihat kemajuan Teknik Industri, oleh karena itu dia melarang cara Prof. Dunckel. 
0 Comments

Bab II - Sebagai Mahasiswa Langka (1)

8/11/2014

1 Comment

 
Sewaktu saya masuk ITB, semua mahasiswa tingkat I mengalami TPB yaitu semua mahasiswa tingkat I belum bisa memilih jurusan dan harus mengikuti kuliah bersama. Kuliah-kuliah itu meliputi ilmu dasar seperti fisika, matematika, kimia dan bahasa Inggris diikuti oleh banyak mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang bertahun-tahun tidak bisa lulus memenuhi ruang kuliah sehingga banyak yang duduk dilantai. Seringkali kita harus bertengkar untuk merebut tempat duduk terdepan. Cerita rebutan tempat duduk terdepan tidak trend lagi pada saat ini. Apa yang kita lihat sekarang adanya perubahan paradigma yaitu mahasiswa berlomba- lomba duduk dibelakang dan menjauhi dosennya. Ini sungguh suatu refleksi "semangat" mahasiswa masa kini. Dulu kita kenal adanya mahasiswa abadi yang harus mengulang berkali kali matakuliah. 

Setelah lulus tingkat I, saya bingung jurusan apa yang harus saya pilih. Mungkin karena kebanyakan teman-teman saya yang lebih tua di Bagian Mesin, mereka mempengaruhi saya untuk masuk di Bagian Mesin. Tetapi setelah saya sebagai mahasiswa Bagian Mesin, kekecewaan timbul karena tidak ada yang bisa dibanggakan pada saat itu. Hasil praktek pembuatan baut dan skrup kalah dengan produk yang dijual di luar, begitu pula kemampuan untuk memperbaiki mobil kalah dengan montir, sehingga timbul pertanyaan apa yang bisa dibanggakan.

Read More
1 Comment

Bab I - Pendahuluan

7/11/2014

0 Comments

 
Sering kali selama saya mengajar di ITB ini, saya menghadapi pertanyaan yang mendasar dari mahasiswa bahwa mereka sangat bingung dan tidak mengeri mengenai protes TI. Mereka mengatakan bahwa profesi Sarjana Sipil, Elektro, Mesin dan lain-lainya sangat jelas. Sarjana Teknik Sipil mendesain jembatan, bangunan, dll. Begitu juga Teknik Mesin mendesain pesawat, mobil dan lain-lainnya. Tetapi; Teknik Industri bidang apa yang akan dikerjakan? 

Biasanya, jawaban saya awali dengan pernyataan bahwa mahasiswa yang bingung itu menunukan mahasiswa tersebut mengerti mengenai TI. Karena kalau tidak berpikir dan tidak mengerti, tentunya tdak akan bingung. Salah satu fase yang biasa dhadapi mahasiswa Teknik Industri adalah fase kebingungan. 

Ada dua hal yang mendasari timbulnya pertanyaan ini: 

1. Mereka merasakan bahwa kuliah-kuliah Teknik Industri sebagai pengetahuan yang berdiri sendiri (tak ada kaitan satu sama lain). Persepsi yang demikian ini sangat merugikan, ibaratnya kita mengajarkan kepada mereka mengenai pembangunan rumah. Kita hanya mengajarkan kepada mereka tentang genteng, kayu, batu, semen, dll. Tetapi kita tidak pemah mengajarkan bagaimana membuat rumah. Saya menyadari tingkat pemahaman mereka, karena mereka masih tingkat dua dan tiga yang dapat saya katakan belum memperoleh kuliah yang bersifat terpadu yatu antara lain seperti matakuliah Layout, atau Perencanaan Teknik Industri. Ini dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem sangat diperlukan. 

2. Mereka tidak mempunyai bayangan bidang pekerjaan yang akan digelutinya. Ini mungkin terjadi karena kurang pengetahuan akan sistem industri ataupun sistem bisnis yang terdiri dari suatu urutan proses yang terpadu. Mereka melihat bahwa mata kuliah itu identik dengan profesi TI.

Ini semua merupakan tantangan bagi saya sebagai guru yang mencoba menerangkan yang sukar menjadi mudah, yang rumit menjadi sederhana, dan yang berat menjadi ringan. Tidak kubayangkan sewaktu saya mash kecil bahwa saya akan menjadi seorang guru. Sedangkan ayahku dan kakekku adalah pengusaha yang harus mengikuti perkembangan konsumen dan lingkungannya yang sangat dinamis. Alhamdulilah, profesi guru yang saya pegang adalah guru dalam bidang yang dekat dengan profesi ayahku dan kakekku, yaitu yang berkaitan dengan bidang Bisnis dan Industri atau dikenal dengan Teknik Industri yang saya lakukan selama 40 Tahun lebih.

Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia". 

Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
0 Comments

    Author

    Kumpulan tulisan Prof. Anang Gani.

    Archives

    June 2019
    May 2015
    November 2014

    Categories

    All
    Buku Hikayat Teknik Industri
    Interaction Theory

    RSS Feed

    View my profile on LinkedIn
Powered by Create your own unique website with customizable templates.