Setelah satu semester (semester ke-II 1960-1981) mahasiswa Teknik Produksi bertambah dari angkatan 1957 yaitu antara lain D. F. Tatuhey dan Soekanto, yang kemudian d ikut oleh A. Kosasih Sukma, Satria Darsa, Atot Perwata, Yuyun Maryun, dan Muharram. Sedangkan satu tahun kemudian Mardi Hartanto (angkatan 1958) baru masuk Teknik Produksi dengan dikuti olen R. Arief (1953), Y. Pudi Yadi dan Lukman Sarojo (1955), Haidir Malik (1956). Beberapa mahasiswa dan angkatan 1958 lainnya dapat diterima di jurusan Teknik Industri bilamana sarjana mudanya telah lulus.
Guru guru saya untuk kuliah kuliah Jurusan Teknk Produsi adalah antara lain Prof. Matthias Aroef, Prof. R. L. Dunckel dan Prof. Duncan dari Amerika, Ir. Purwo H. Susatio M.Sc., Ir. Handojo, Ir. Danang D. Judonagoro dan Ir. Benito Kodiat. Sedangkan kuliah-kuliah yang harus diambil dari Jurusan Konstruksi antara lain mesin adalah dari Prof. Fiffe, Ir. Wiranto, dan Ir. Liem Bian Tin.
Kenangan yang paling manis kata orang, adalah jaman mahasiswa. Tetapi kenyataannya mahasiswa yang saya alami penuh dengan kekerasan dan pertarungan untuk bisa mencapai sukses. Untuk lulus tidaklah gampang sehingga ada istilah jaman jahiliah. Persentase kelulusan matakuliah adalah sekitar 10 %. Tapi jangan kaget dari 200 mahaslswa yang ikut ujian dari Ir. Liem Bian Tin (si pembunuh berdarah dingin) sering tejadi tidak ada yang lulus atau hanya satu sampai tiga orang saja yang lulus. Sewaktu saya sebagai pengurus HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), saya harus mengurusi banyak mahasiswa yang akan di Dropout gara-gara tidak lulus kuliah mekanika teknik dari Ir. Liem Bian Tin.
Tidak adanya mahasiswi-mahasiswi yang mau masuk di Bagian Mesin menjadikan suasana yang kering dan mahasiswanya bringas, waktu itu kehadiran kuliah bukan merupakan suatu kewajiban.
Saya di tugaskan sebagai asisten Prof. Dunckel dalam matakuliah Teknik Produksi sejak 1 september 1961. Yang menarik cara Prof. Dunckel mengadakan ujian Tugas Akhir. Dia membuat tradisi baru dimana ujian tugas akhir ini dilakukan di Pabrik sehingga pihak pabrik merasa terlibat dan merasa diuntungkan dengan adanya tugas akhir mahasiswa. Sebelumnya mahasiswa-mahasiswa bagian Mesin selalu diuji di kamar Pembimbing. Nampaknya Ir. Diran tidak happy meihat kemajuan Teknik Industri, oleh karena itu dia melarang cara Prof. Dunckel.
Guru guru saya untuk kuliah kuliah Jurusan Teknk Produsi adalah antara lain Prof. Matthias Aroef, Prof. R. L. Dunckel dan Prof. Duncan dari Amerika, Ir. Purwo H. Susatio M.Sc., Ir. Handojo, Ir. Danang D. Judonagoro dan Ir. Benito Kodiat. Sedangkan kuliah-kuliah yang harus diambil dari Jurusan Konstruksi antara lain mesin adalah dari Prof. Fiffe, Ir. Wiranto, dan Ir. Liem Bian Tin.
Kenangan yang paling manis kata orang, adalah jaman mahasiswa. Tetapi kenyataannya mahasiswa yang saya alami penuh dengan kekerasan dan pertarungan untuk bisa mencapai sukses. Untuk lulus tidaklah gampang sehingga ada istilah jaman jahiliah. Persentase kelulusan matakuliah adalah sekitar 10 %. Tapi jangan kaget dari 200 mahaslswa yang ikut ujian dari Ir. Liem Bian Tin (si pembunuh berdarah dingin) sering tejadi tidak ada yang lulus atau hanya satu sampai tiga orang saja yang lulus. Sewaktu saya sebagai pengurus HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), saya harus mengurusi banyak mahasiswa yang akan di Dropout gara-gara tidak lulus kuliah mekanika teknik dari Ir. Liem Bian Tin.
Tidak adanya mahasiswi-mahasiswi yang mau masuk di Bagian Mesin menjadikan suasana yang kering dan mahasiswanya bringas, waktu itu kehadiran kuliah bukan merupakan suatu kewajiban.
Saya di tugaskan sebagai asisten Prof. Dunckel dalam matakuliah Teknik Produksi sejak 1 september 1961. Yang menarik cara Prof. Dunckel mengadakan ujian Tugas Akhir. Dia membuat tradisi baru dimana ujian tugas akhir ini dilakukan di Pabrik sehingga pihak pabrik merasa terlibat dan merasa diuntungkan dengan adanya tugas akhir mahasiswa. Sebelumnya mahasiswa-mahasiswa bagian Mesin selalu diuji di kamar Pembimbing. Nampaknya Ir. Diran tidak happy meihat kemajuan Teknik Industri, oleh karena itu dia melarang cara Prof. Dunckel.