Professor Anang Zaini Gani
  • Home
  • Karya, Publikasi & Penghargaan
  • Seminar & Pelatihan
  • Galeri Foto & Video
  • Tulisan
  • English Version

Bab II - Sebagai Mahasiswa Langka (3)

8/11/2014

2 Comments

 
Suatu kebanggaan sebagai mahasiswa Teknik Produksi yaitu dilibatkan dalam kegiatan penelitian organisasi ITB. Tanggal 1 maret 1962 telah terbentuk Team Peneliti Keorganisasian ITB yang terdiri dari:

1. Prof. R. L. Dunckel
2. Matthias Aroef M.Sc.
3. Anang Zaini
4. Soekanto
5.  A. Kosasih

Yang sampai sekarang saya tidak terlupakan adalah sewaktu ujian Tugas Ahir saya, saya tidak tahu bahwa pada hari itu adalah ada acara ujian Tugas Akhir (pada Desember 1962). Saya mengira ada pertemuan reguler untuk menilai Tugas Akhir saya yang dihadiri oleh Prof Dunckel sebagai pembimbing, Pak Matthias Aroef dan Pak Handoyo. Mereka bertanya banyak mengenai Tugas Akhir saya dan saya merasa santai karena saya sangat kenal dekat sekali dengan para beliau. Pada akhirnya setelah diskusi satu jam saya diminta keluar. 

Saya terus pulang dan sewaktu di rumah merenung mengenai diskusi tadi. Apa maksud diskusi yang lama itu. Akhimya setelah 3 jam, saya kembali ke ITB dan bertemu Prof. Matthias dan beliau mengatakan bahwa saya di cari Prof Dunckel. Sewaktu saya ketuk pintunya, Prof Dunckel muncul di depan pintu dan langsung menjabat tangan saya dan mengucapkan "Congratulation". Dan saya terbengong-bengong karena bingung akan maksud rapat tadi. Mungkin diskusi ini adalah merupakan ujian Tugas Akhir saya.

Akhirnya saya ke Ibu Martini (Tata Usaha) dan beliau menyatakan kalau saya telah lulus sebagai Sarjana. Sewaktu saya bertemu dengan Prof. Matthias dan beliau mengucapkan selamat dan beliau bangga bahwa saya adalah lulusan Teknik Produksi yang pertama, saya seperti mimpi tidak percaya bahwa saya menjadi sarjana. Dan hari itu juga saya dan keliling keliling kota Bandung sehari penuh menggunakan sepeda bromfit HMW sakit perut. Alhamdulilah, saya merasa bersukur sekali kepada dengan Allah SWT atas kelulusan sarjana saya. Lulusan berikutnya yaitu Ahmad Kosasih dan D. F. Tatuhey sebaga lulusan kedua dan ketiga pada tahun 1983.
2 Comments

Bab II - Sebagai Mahasiswa Langka (2)

8/11/2014

0 Comments

 
Setelah satu semester (semester ke-II 1960-1981) mahasiswa Teknik Produksi bertambah dari angkatan 1957 yaitu antara lain D. F. Tatuhey dan Soekanto, yang kemudian d ikut oleh A. Kosasih Sukma, Satria Darsa, Atot Perwata, Yuyun Maryun, dan Muharram. Sedangkan satu tahun kemudian Mardi Hartanto (angkatan 1958) baru masuk Teknik Produksi dengan dikuti olen R. Arief (1953), Y. Pudi Yadi dan Lukman Sarojo (1955), Haidir Malik (1956). Beberapa mahasiswa dan angkatan 1958 lainnya dapat diterima di jurusan Teknik Industri bilamana sarjana mudanya telah lulus.

Guru guru saya untuk kuliah kuliah Jurusan Teknk Produsi adalah antara lain Prof. Matthias Aroef, Prof. R. L. Dunckel dan Prof. Duncan dari Amerika, Ir. Purwo H. Susatio M.Sc., Ir. Handojo, Ir. Danang D. Judonagoro dan Ir. Benito Kodiat. Sedangkan kuliah-kuliah yang harus diambil dari Jurusan Konstruksi antara lain mesin adalah dari Prof. Fiffe, Ir. Wiranto, dan Ir. Liem Bian Tin. 

Kenangan yang paling manis kata orang, adalah jaman mahasiswa. Tetapi kenyataannya mahasiswa yang saya alami penuh dengan kekerasan dan pertarungan untuk bisa mencapai sukses. Untuk lulus tidaklah gampang sehingga ada istilah jaman jahiliah. Persentase kelulusan matakuliah adalah sekitar 10 %. Tapi jangan kaget dari 200 mahaslswa yang ikut ujian dari Ir. Liem Bian Tin (si pembunuh berdarah dingin) sering tejadi tidak ada yang lulus atau hanya satu sampai tiga orang saja yang lulus. Sewaktu saya sebagai pengurus HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), saya harus mengurusi banyak mahasiswa yang akan di Dropout gara-gara tidak lulus kuliah mekanika teknik dari Ir. Liem Bian Tin. 

Tidak adanya mahasiswi-mahasiswi yang mau masuk di Bagian Mesin menjadikan suasana yang kering dan mahasiswanya bringas, waktu itu kehadiran kuliah bukan merupakan suatu kewajiban.

Saya di tugaskan sebagai asisten Prof. Dunckel dalam matakuliah Teknik Produksi sejak 1 september 1961. Yang menarik cara Prof. Dunckel mengadakan ujian Tugas Akhir. Dia membuat tradisi baru dimana ujian tugas akhir ini dilakukan di Pabrik sehingga pihak pabrik merasa terlibat dan merasa diuntungkan dengan adanya tugas akhir mahasiswa. Sebelumnya mahasiswa-mahasiswa bagian Mesin selalu diuji di kamar Pembimbing. Nampaknya Ir. Diran tidak happy meihat kemajuan Teknik Industri, oleh karena itu dia melarang cara Prof. Dunckel. 
0 Comments

Bab II - Sebagai Mahasiswa Langka (1)

8/11/2014

1 Comment

 
Sewaktu saya masuk ITB, semua mahasiswa tingkat I mengalami TPB yaitu semua mahasiswa tingkat I belum bisa memilih jurusan dan harus mengikuti kuliah bersama. Kuliah-kuliah itu meliputi ilmu dasar seperti fisika, matematika, kimia dan bahasa Inggris diikuti oleh banyak mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang bertahun-tahun tidak bisa lulus memenuhi ruang kuliah sehingga banyak yang duduk dilantai. Seringkali kita harus bertengkar untuk merebut tempat duduk terdepan. Cerita rebutan tempat duduk terdepan tidak trend lagi pada saat ini. Apa yang kita lihat sekarang adanya perubahan paradigma yaitu mahasiswa berlomba- lomba duduk dibelakang dan menjauhi dosennya. Ini sungguh suatu refleksi "semangat" mahasiswa masa kini. Dulu kita kenal adanya mahasiswa abadi yang harus mengulang berkali kali matakuliah. 

Setelah lulus tingkat I, saya bingung jurusan apa yang harus saya pilih. Mungkin karena kebanyakan teman-teman saya yang lebih tua di Bagian Mesin, mereka mempengaruhi saya untuk masuk di Bagian Mesin. Tetapi setelah saya sebagai mahasiswa Bagian Mesin, kekecewaan timbul karena tidak ada yang bisa dibanggakan pada saat itu. Hasil praktek pembuatan baut dan skrup kalah dengan produk yang dijual di luar, begitu pula kemampuan untuk memperbaiki mobil kalah dengan montir, sehingga timbul pertanyaan apa yang bisa dibanggakan.

Read More
1 Comment

Bab I - Pendahuluan

7/11/2014

0 Comments

 
Sering kali selama saya mengajar di ITB ini, saya menghadapi pertanyaan yang mendasar dari mahasiswa bahwa mereka sangat bingung dan tidak mengeri mengenai protes TI. Mereka mengatakan bahwa profesi Sarjana Sipil, Elektro, Mesin dan lain-lainya sangat jelas. Sarjana Teknik Sipil mendesain jembatan, bangunan, dll. Begitu juga Teknik Mesin mendesain pesawat, mobil dan lain-lainnya. Tetapi; Teknik Industri bidang apa yang akan dikerjakan? 

Biasanya, jawaban saya awali dengan pernyataan bahwa mahasiswa yang bingung itu menunukan mahasiswa tersebut mengerti mengenai TI. Karena kalau tidak berpikir dan tidak mengerti, tentunya tdak akan bingung. Salah satu fase yang biasa dhadapi mahasiswa Teknik Industri adalah fase kebingungan. 

Ada dua hal yang mendasari timbulnya pertanyaan ini: 

1. Mereka merasakan bahwa kuliah-kuliah Teknik Industri sebagai pengetahuan yang berdiri sendiri (tak ada kaitan satu sama lain). Persepsi yang demikian ini sangat merugikan, ibaratnya kita mengajarkan kepada mereka mengenai pembangunan rumah. Kita hanya mengajarkan kepada mereka tentang genteng, kayu, batu, semen, dll. Tetapi kita tidak pemah mengajarkan bagaimana membuat rumah. Saya menyadari tingkat pemahaman mereka, karena mereka masih tingkat dua dan tiga yang dapat saya katakan belum memperoleh kuliah yang bersifat terpadu yatu antara lain seperti matakuliah Layout, atau Perencanaan Teknik Industri. Ini dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem sangat diperlukan. 

2. Mereka tidak mempunyai bayangan bidang pekerjaan yang akan digelutinya. Ini mungkin terjadi karena kurang pengetahuan akan sistem industri ataupun sistem bisnis yang terdiri dari suatu urutan proses yang terpadu. Mereka melihat bahwa mata kuliah itu identik dengan profesi TI.

Ini semua merupakan tantangan bagi saya sebagai guru yang mencoba menerangkan yang sukar menjadi mudah, yang rumit menjadi sederhana, dan yang berat menjadi ringan. Tidak kubayangkan sewaktu saya mash kecil bahwa saya akan menjadi seorang guru. Sedangkan ayahku dan kakekku adalah pengusaha yang harus mengikuti perkembangan konsumen dan lingkungannya yang sangat dinamis. Alhamdulilah, profesi guru yang saya pegang adalah guru dalam bidang yang dekat dengan profesi ayahku dan kakekku, yaitu yang berkaitan dengan bidang Bisnis dan Industri atau dikenal dengan Teknik Industri yang saya lakukan selama 40 Tahun lebih.

Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia". 

Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
0 Comments

    Author

    Kumpulan tulisan Prof. Anang Gani.

    Archives

    June 2019
    May 2015
    November 2014

    Categories

    All
    Buku Hikayat Teknik Industri
    Interaction Theory

    RSS Feed

    View my profile on LinkedIn
Powered by Create your own unique website with customizable templates.