Sering kali selama saya mengajar di ITB ini, saya menghadapi pertanyaan yang mendasar dari mahasiswa bahwa mereka sangat bingung dan tidak mengeri mengenai protes TI. Mereka mengatakan bahwa profesi Sarjana Sipil, Elektro, Mesin dan lain-lainya sangat jelas. Sarjana Teknik Sipil mendesain jembatan, bangunan, dll. Begitu juga Teknik Mesin mendesain pesawat, mobil dan lain-lainnya. Tetapi; Teknik Industri bidang apa yang akan dikerjakan?
Biasanya, jawaban saya awali dengan pernyataan bahwa mahasiswa yang bingung itu menunukan mahasiswa tersebut mengerti mengenai TI. Karena kalau tidak berpikir dan tidak mengerti, tentunya tdak akan bingung. Salah satu fase yang biasa dhadapi mahasiswa Teknik Industri adalah fase kebingungan.
Ada dua hal yang mendasari timbulnya pertanyaan ini:
1. Mereka merasakan bahwa kuliah-kuliah Teknik Industri sebagai pengetahuan yang berdiri sendiri (tak ada kaitan satu sama lain). Persepsi yang demikian ini sangat merugikan, ibaratnya kita mengajarkan kepada mereka mengenai pembangunan rumah. Kita hanya mengajarkan kepada mereka tentang genteng, kayu, batu, semen, dll. Tetapi kita tidak pemah mengajarkan bagaimana membuat rumah. Saya menyadari tingkat pemahaman mereka, karena mereka masih tingkat dua dan tiga yang dapat saya katakan belum memperoleh kuliah yang bersifat terpadu yatu antara lain seperti matakuliah Layout, atau Perencanaan Teknik Industri. Ini dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem sangat diperlukan.
2. Mereka tidak mempunyai bayangan bidang pekerjaan yang akan digelutinya. Ini mungkin terjadi karena kurang pengetahuan akan sistem industri ataupun sistem bisnis yang terdiri dari suatu urutan proses yang terpadu. Mereka melihat bahwa mata kuliah itu identik dengan profesi TI.
Ini semua merupakan tantangan bagi saya sebagai guru yang mencoba menerangkan yang sukar menjadi mudah, yang rumit menjadi sederhana, dan yang berat menjadi ringan. Tidak kubayangkan sewaktu saya mash kecil bahwa saya akan menjadi seorang guru. Sedangkan ayahku dan kakekku adalah pengusaha yang harus mengikuti perkembangan konsumen dan lingkungannya yang sangat dinamis. Alhamdulilah, profesi guru yang saya pegang adalah guru dalam bidang yang dekat dengan profesi ayahku dan kakekku, yaitu yang berkaitan dengan bidang Bisnis dan Industri atau dikenal dengan Teknik Industri yang saya lakukan selama 40 Tahun lebih.
Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia".
Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Biasanya, jawaban saya awali dengan pernyataan bahwa mahasiswa yang bingung itu menunukan mahasiswa tersebut mengerti mengenai TI. Karena kalau tidak berpikir dan tidak mengerti, tentunya tdak akan bingung. Salah satu fase yang biasa dhadapi mahasiswa Teknik Industri adalah fase kebingungan.
Ada dua hal yang mendasari timbulnya pertanyaan ini:
1. Mereka merasakan bahwa kuliah-kuliah Teknik Industri sebagai pengetahuan yang berdiri sendiri (tak ada kaitan satu sama lain). Persepsi yang demikian ini sangat merugikan, ibaratnya kita mengajarkan kepada mereka mengenai pembangunan rumah. Kita hanya mengajarkan kepada mereka tentang genteng, kayu, batu, semen, dll. Tetapi kita tidak pemah mengajarkan bagaimana membuat rumah. Saya menyadari tingkat pemahaman mereka, karena mereka masih tingkat dua dan tiga yang dapat saya katakan belum memperoleh kuliah yang bersifat terpadu yatu antara lain seperti matakuliah Layout, atau Perencanaan Teknik Industri. Ini dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem sangat diperlukan.
2. Mereka tidak mempunyai bayangan bidang pekerjaan yang akan digelutinya. Ini mungkin terjadi karena kurang pengetahuan akan sistem industri ataupun sistem bisnis yang terdiri dari suatu urutan proses yang terpadu. Mereka melihat bahwa mata kuliah itu identik dengan profesi TI.
Ini semua merupakan tantangan bagi saya sebagai guru yang mencoba menerangkan yang sukar menjadi mudah, yang rumit menjadi sederhana, dan yang berat menjadi ringan. Tidak kubayangkan sewaktu saya mash kecil bahwa saya akan menjadi seorang guru. Sedangkan ayahku dan kakekku adalah pengusaha yang harus mengikuti perkembangan konsumen dan lingkungannya yang sangat dinamis. Alhamdulilah, profesi guru yang saya pegang adalah guru dalam bidang yang dekat dengan profesi ayahku dan kakekku, yaitu yang berkaitan dengan bidang Bisnis dan Industri atau dikenal dengan Teknik Industri yang saya lakukan selama 40 Tahun lebih.
Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia".
Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.