Sewaktu saya masuk ITB, semua mahasiswa tingkat I mengalami TPB yaitu semua mahasiswa tingkat I belum bisa memilih jurusan dan harus mengikuti kuliah bersama. Kuliah-kuliah itu meliputi ilmu dasar seperti fisika, matematika, kimia dan bahasa Inggris diikuti oleh banyak mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang bertahun-tahun tidak bisa lulus memenuhi ruang kuliah sehingga banyak yang duduk dilantai. Seringkali kita harus bertengkar untuk merebut tempat duduk terdepan. Cerita rebutan tempat duduk terdepan tidak trend lagi pada saat ini. Apa yang kita lihat sekarang adanya perubahan paradigma yaitu mahasiswa berlomba- lomba duduk dibelakang dan menjauhi dosennya. Ini sungguh suatu refleksi "semangat" mahasiswa masa kini. Dulu kita kenal adanya mahasiswa abadi yang harus mengulang berkali kali matakuliah.
Setelah lulus tingkat I, saya bingung jurusan apa yang harus saya pilih. Mungkin karena kebanyakan teman-teman saya yang lebih tua di Bagian Mesin, mereka mempengaruhi saya untuk masuk di Bagian Mesin. Tetapi setelah saya sebagai mahasiswa Bagian Mesin, kekecewaan timbul karena tidak ada yang bisa dibanggakan pada saat itu. Hasil praktek pembuatan baut dan skrup kalah dengan produk yang dijual di luar, begitu pula kemampuan untuk memperbaiki mobil kalah dengan montir, sehingga timbul pertanyaan apa yang bisa dibanggakan.
Setelah lulus tingkat I, saya bingung jurusan apa yang harus saya pilih. Mungkin karena kebanyakan teman-teman saya yang lebih tua di Bagian Mesin, mereka mempengaruhi saya untuk masuk di Bagian Mesin. Tetapi setelah saya sebagai mahasiswa Bagian Mesin, kekecewaan timbul karena tidak ada yang bisa dibanggakan pada saat itu. Hasil praktek pembuatan baut dan skrup kalah dengan produk yang dijual di luar, begitu pula kemampuan untuk memperbaiki mobil kalah dengan montir, sehingga timbul pertanyaan apa yang bisa dibanggakan.
Ini semua merupakan tantangan bagi saya sebagai guru yang mencoba menerangkan yang sukar menjadi mudah, yang rumit menjadi sederhana, dan yang berat menjadi ringan. Tidak kubayangkan sewaktu saya mash kecil bahwa saya akan menjadi seorang guru. Sedangkan ayahku dan kakekku adalah pengusaha yang harus mengikuti perkembangan konsumen dan lingkungannya yang sangat dinamis. Alhamdulilah, profesi guru yang saya pegang adalah guru dalam bidang yang dekat dengan profesi ayahku dan kakekku, yaitu yang berkaitan dengan bidang Bisnis dan Industri atau dikenal dengan Teknik Industri yang saya lakukan selama 40 Tahun lebih.
Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia".
Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Ibarat matahari mendekati senja maka dalam perjalanan kehidupan yang sudah hampir mendekati batas, tidak ada yang bisa dikenang bagi seorang guru kecuali melihat muridnya sukses dalam hidupnya, yang bermanfaat bagi manusia, agama, nusa dan bangsa. Sebagai seorang guru, saya bersyukur kepada Allah SWT, semoga pengabdianku diterimaNya sebagai amal shaleh yang akan terus bermanfaat bagi sesama manusia. Yaitu sesuai dengan hadist Rosulullah SAW "Sebaik-baiknya manusia adalah paling banyak memberikan manfaat kepada sesama yang manusia".
Saya mengucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Industri yang memberi kesempatan kepada saya unuk menyampaikan kenangan sebagai akhir masa bakti saya sebagai guru di Departemen Teknik Industri ini. Saya dan sekeluarga mohon maaf atas kesalahan-kesalahan kami kepada seluruh staff dosen maupun staff TU-TI semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya dan semoga Allah melimpahkan berkah dan hidayahnya atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.